Apa itu Responsive Feeding?
Menurut WHO responsive feeding artinya memberikan MPASI pada anak dengan memperhatikan when, where, how, dan whom (kapan, dimana, bagaimana, oleh siapa).
Berdasarkan WHO, saat memberikan MPASI pada anak sebaiknya Bunda melakukan:
· Berikan makanan langsung kepada si kecil
Pada usia 6 bulan, bayi belum bisa mengunyah secara langsung, sehingga tidak disarankan untuk menggunakan metode BLW atau baby led weaning. Jadi, suapilah bayi dengan rasa senang agar perasaannya tersalurkan pada si kecil. Jangan dipaksa, biarkan bayi membuka mulut dengan sendirinya saat sendok mendekati mulutnya. Tetap damping anak yang sudah mulai makan sendiri.
· Lebih memperhatikan dan peka terhadap tanda lapar atau kenyang yang ditunjukkan bayi/balita
- Tanda Bayi Lapar
o Biasanya tanda bayi lapar sangat mudah dikenali, umumnya mereka akan melakukan:
o Merengek, berkeringat atau mudah menangis.
o Memasukkan tangan, jari atau jempol ke dalam mulut.
o Bagi bayi yang masih menyusu juga akan menunjukkan tanda-tanda rooting.
- Tanda Bayi Kenyang
Bunda dapat berhenti menyuapi si kecil bila ia menunjukkan tanda:
o Menggeser atau menjauhkan sesuatu yang berhubungan dengan makanannya (peralatan makan, botol susu, dan lain-lain).
o Berpaling dari sendok yang coba Moms suapkan.
o Membuang atau menumpahkan makanannya.
o Menggelengkan kepala untuk mengisyaratkan tidak mau.
· Berikan makanan secara perlahan dan sabar
Bunda harus sabar dan tidak memaksa dalam proses pemberian MPASI menggunakan responsive feeding. Dorong anak untuk makan tapi hindari menggunakan paksaan
· Kenalkan berbagai kombinasi makanan, rasa dan tekstur
Cari alternatif variasi menu, rasa, tekstur hingga peralatan makanan yang dipakai. Walau masih bayi, si kecil juga bisa merasa bosan jika diberikan makanan yang itu-itu saja. Coba cek juga apakah rasa makanannya enak? WHO tidak melarang menggunakan garam dan gula ya Bun, tapi harus dibatasi agar tidak memberatkan kerja ginjal si kecil. Si kecil ingin turun tekstur? Atau naik tekstur? Juga bisa dicoba ya Moms untuk mengubah-ubah tekstur makanannya.
· Jauhkan dari hal-hal yang akan mengalihkan perhatian anak, terutama bila selama ini anak mudah kehilangan perhatian sewaktu makan
Biasakan anak untuk makan dengan duduk dan tanpa distraksi apapun. Kebiasaan makan sambil duduk juga akan melatih kedisiplinannya bahwa makan harus dilakukan sambil duduk dan tidak sambil digendong. Selain itu, jauhkan mainan dan gadget agar anak bisa menikmati makanan dan mempelajari tekstur makanan yang ia makan. Berikan contoh dengan cara makan bersama keluarga agar si kecil tertarik untuk makan bersama-sama.
· Anggap waktu makan sebagai periode pembelajaran dan pemberian kasih sayang.
Proses pemberian MPASI sering kali tidak mudah. Bunda ingin memastikan si Kecil mendapatkan nutrisi terbaik, namun si Kecil menolak makanan yang sudah disiapkan. Pada saat inilah kesabaran Mama dibutuhkan. Normal jika bayi menolak makanan tertentu yang disodorkan untuk pertama kalinya. Bunda dapat mencobanya beberapa kali. Jangan memaksa bayi untuk menghabiskan makanan yang disiapkan karena ini dapat membuatnya trauma pada makanan. Bila perlu, perbanyak berbicara kepada anak disertai kontak mata.
Manfaat Responsive Feeding
· Mama dapat belajar mengenali isyarat lapar atau kenyang dari bayi dan bertindak sesuai isyarat tersebut.
· bayi makan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan fisiologisnya sendiri dan dapat mencegah terjadinya overfeeding alias makan berlebihan.
· bayi mengatur nafsu makan dan pola makannya sendiri. Sehingga ini dapat membantu bayi memiliki berat badan yang sehat.
· Berperilaku makan yang baik dan disiplin,
· Menghargai makanan dan waktu makan,
· Membuat anak merasa terlibat dalam proses keluarga kita (jika anak dikenalkan pada makanan sesuai jam makan bersama di keluarga kita).